Dampak suara keras terhadap pendengaran menjadi isu serius yang kerap diabaikan masyarakat modern. Paparan suara keras dari headphone, konser, mesin industri, hingga lalu lintas padat ternyata menyimpan potensi kerusakan permanen pada organ pendengaran. Menurut dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan), dampak ini bisa sangat berbahaya bila tidak ditangani sejak dini.
Dalam artikel ini, kami membahas 7 dampak suara keras terhadap pendengaran berdasarkan wawancara dengan pakar THT serta tips pencegahan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Penurunan Daya Dengar Permanen
Salah satu dampak suara keras terhadap pendengaran yang paling mengkhawatirkan adalah kehilangan pendengaran permanen. Dokter THT menjelaskan bahwa suara yang melebihi 85 desibel, jika didengar terus-menerus, bisa merusak sel-sel rambut di dalam koklea (bagian telinga dalam) yang berfungsi menerima sinyal suara.
“Kerusakan ini tidak bisa diperbaiki. Sekali rusak, maka fungsi pendengaran tidak akan kembali normal,” ujar dr. Rizka Ananda, Sp.THT-KL, dari RSUD Nasional.
2. Tinnitus atau Telinga Berdenging
Tinnitus adalah gejala telinga berdenging atau mendesis, bahkan ketika tidak ada suara di lingkungan sekitar. Ini merupakan salah satu dampak suara keras terhadap pendengaran yang paling umum. Suara ini bisa sangat mengganggu, terutama saat malam hari ketika lingkungan sunyi.
3. Sensitivitas Berlebihan Terhadap Suara
Individu yang sering terpapar suara keras bisa mengalami hiperakusis, yaitu kondisi di mana suara normal terasa sangat mengganggu atau menyakitkan. Hal ini merupakan dampak dari kerusakan sistem pendengaran yang tidak bisa lagi menyeimbangkan frekuensi suara yang masuk.
4. Gangguan Konsentrasi dan Produktivitas
Suara keras yang terus-menerus, terutama di lingkungan kerja seperti pabrik atau jalan raya, bisa mengganggu konsentrasi. Akibatnya, produktivitas menurun, bahkan dapat menimbulkan stres dan kelelahan mental.
Menurut WHO, lingkungan kerja yang bising berkontribusi pada penurunan efektivitas kerja hingga 30%.
5. Gangguan Komunikasi dan Interaksi Sosial
Dampak suara keras terhadap pendengaran juga dapat memengaruhi aspek sosial. Individu dengan gangguan pendengaran akan kesulitan mengikuti percakapan, terutama di tempat ramai. Hal ini bisa menyebabkan isolasi sosial dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Risiko Kecelakaan Meningkat
Telinga berperan penting dalam membantu seseorang menyadari lingkungan sekitar. Bila terjadi gangguan pendengaran akibat suara keras, seseorang bisa kehilangan kemampuan untuk mengenali tanda bahaya seperti klakson atau alarm. Ini bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di jalan raya atau tempat kerja.
7. Masalah Kesehatan Mental
Tidak banyak yang menyadari bahwa dampak suara keras terhadap pendengaran juga menyentuh ranah psikologis. Gangguan pendengaran dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi. Penderita tinnitus kronis misalnya, sering kali mengeluhkan kualitas tidur yang buruk, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi mental mereka.
Rekomendasi Dokter THT untuk Mencegah Gangguan Pendengaran
Agar tidak mengalami dampak suara keras terhadap pendengaran, dokter THT menyarankan beberapa langkah berikut:
a. Gunakan Pelindung Telinga
Bagi pekerja di area industri atau konser musik, penting untuk menggunakan earplug atau earmuff. Alat ini mampu mengurangi intensitas suara yang masuk ke telinga hingga 30 desibel.
b. Atur Volume Gadget
Hindari mendengarkan musik melalui earphone dengan volume maksimal. WHO merekomendasikan batas aman volume adalah 60% dari kapasitas maksimal, dengan durasi tak lebih dari 1 jam per hari.
c. Jaga Jarak dari Sumber Suara
Saat berada di konser atau dekat pengeras suara, usahakan menjaga jarak minimal 2 meter dari sumber suara. Ini akan mengurangi tekanan gelombang suara yang diterima telinga.
d. Rutin Periksa Telinga ke Dokter THT
Lakukan pemeriksaan rutin setidaknya setahun sekali, terutama jika Anda bekerja di lingkungan bising. Deteksi dini akan membantu mencegah kerusakan lebih parah.
Baca Juga : Awas! Gula Berlebih Bisa Hancurkan Kehidupan Seksual Anda Secara Perlahan
Kenali Gejala Awal Kerusakan Pendengaran
Beberapa gejala awal dampak suara keras terhadap pendengaran antara lain:
-
Sulit memahami percakapan, terutama di tempat ramai
-
Merasa telinga penuh atau tertutup
-
Harus meningkatkan volume TV atau ponsel
-
Mengalami denging atau sensasi berdengung terus-menerus
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala tersebut, segeralah berkonsultasi ke dokter THT.
Kesimpulan: Lindungi Pendengaran Anda Sejak Dini
Dampak suara keras terhadap pendengaran tidak boleh dianggap sepele. Mulai dari penurunan daya dengar hingga gangguan psikologis, semua itu bisa terjadi jika kita tidak menjaga telinga dengan baik. Edukasi dan kesadaran menjadi kunci utama dalam mencegah risiko tersebut.
Jangan tunggu sampai terlambat—gunakan pelindung telinga, atur volume gadget, dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter THT. Pendengaran adalah aset penting untuk komunikasi dan kualitas hidup.