Gejala kanker usus besar kini semakin banyak ditemukan pada kelompok usia muda. Padahal, dulu penyakit ini lebih sering dikaitkan dengan orang berusia lanjut. Para dokter menegaskan bahwa pola hidup modern, kurangnya asupan serat, serta tingginya konsumsi makanan cepat saji menjadi pemicu meningkatnya kasus kanker usus besar di kalangan remaja dan dewasa muda.
Fakta ini membuat penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal gejala kanker usus besar. Deteksi dini sangat menentukan keberhasilan pengobatan, karena semakin cepat diketahui, semakin besar pula peluang sembuh.
Mengapa Gejala Kanker Usus Besar Bisa Terjadi pada Anak Muda
Dulu, kanker usus besar dianggap sebagai penyakit yang baru muncul di usia 50 tahun ke atas. Namun, riset medis terbaru menunjukkan bahwa tren pasien usia 20–40 tahun meningkat tajam dalam satu dekade terakhir. Ada beberapa faktor pemicu yang diyakini menjadi penyebab mengapa anak muda lebih rentan terkena gejala kanker usus besar:
-
Pola makan rendah serat dan tinggi lemak. Konsumsi junk food, daging olahan, serta minuman manis mempercepat pembentukan polip di usus.
-
Kurangnya aktivitas fisik. Gaya hidup sedentari membuat metabolisme melambat sehingga pencernaan terganggu.
-
Keturunan atau faktor genetik. Riwayat keluarga dengan kanker usus besar meningkatkan risiko hingga dua kali lipat.
-
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Zat karsinogen dari rokok serta alkohol dapat merusak sel usus secara perlahan.
-
Kurangnya pemeriksaan rutin. Anak muda jarang melakukan medical check-up sehingga gejala awal sering diabaikan.
5 Gejala Kanker Usus Besar pada Anak Muda yang Sering Diabaikan
Para dokter menekankan ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai. Berikut lima gejala kanker usus besar yang sering tidak disadari anak muda:
1. Perubahan Pola Buang Air Besar
Gejala paling umum adalah perubahan pola buang air besar, baik frekuensinya menjadi lebih sering, lebih jarang, atau tidak teratur. Beberapa pasien melaporkan diare yang datang berkali-kali, sembelit berkepanjangan, atau rasa tidak tuntas setiap kali ke toilet.
2. Tinja Berdarah atau Berwarna Gelap
Kehadiran darah segar atau warna kehitaman pada feses menjadi sinyal serius adanya perdarahan di saluran cerna. Sayangnya, banyak anak muda menganggap hal ini sebagai wasir biasa sehingga tidak segera diperiksa.
3. Nyeri dan Kram Perut yang Tak Kunjung Hilang
Rasa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang muncul berulang kali bisa menjadi pertanda adanya massa atau pertumbuhan abnormal pada usus. Jika gejala ini berlangsung lama, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan.
4. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab Jelas
Kehilangan berat badan secara drastis tanpa melakukan diet adalah tanda serius. Pada kasus kanker usus besar, tubuh membakar energi lebih banyak karena sel kanker terus berkembang.
5. Kelelahan Ekstrem dan Anemia
Banyak pasien muda mengalami lemas berlebihan akibat kehilangan darah perlahan dari usus. Kondisi ini membuat tubuh kekurangan zat besi sehingga menimbulkan anemia.
Pentingnya Deteksi Dini Gejala Kanker Usus Besar
Dokter menegaskan, mendeteksi gejala kanker usus besar sejak awal sangat krusial. Jika terdeteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhan dapat mencapai lebih dari 90%. Namun, sayangnya banyak pasien baru datang ke rumah sakit ketika penyakit sudah masuk stadium lanjut.
Peran Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah pemeriksaan utama untuk mendeteksi kanker usus besar. Melalui prosedur ini, dokter bisa melihat kondisi usus dan mengangkat polip sebelum berubah menjadi kanker.
Tes Penunjang Lain
Selain kolonoskopi, ada juga tes darah samar pada feses (FOBT), tes DNA feses, serta pemeriksaan CT scan. Semua metode ini membantu mempercepat diagnosis dan menentukan langkah pengobatan.
Faktor Risiko Anak Muda Terkena Gejala Kanker Usus Besar
-
Riwayat keluarga dengan kanker usus besar.
-
Sindrom genetik seperti Lynch Syndrome.
-
Penyakit radang usus (IBD), termasuk kolitis ulseratif dan Crohn.
-
Obesitas yang meningkatkan risiko kanker saluran cerna.
Cara Mencegah Gejala Kanker Usus Besar
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh para ahli:
-
Perbanyak konsumsi serat. Buah, sayur, dan biji-bijian membantu melancarkan pencernaan.
-
Batasi makanan olahan. Hindari daging asap, makanan cepat saji, dan minuman bersoda.
-
Olahraga teratur. Aktivitas fisik minimal 30 menit per hari menurunkan risiko kanker hingga 40%.
-
Berhenti merokok dan alkohol. Kebiasaan ini terbukti mempercepat kerusakan sel usus.
-
Pemeriksaan rutin. Jika ada riwayat keluarga, kolonoskopi sebaiknya dilakukan lebih awal, bahkan sebelum usia 30 tahun.
Peran Edukasi Kesehatan untuk Anak Muda
Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya kesadaran anak muda terhadap gejala kanker usus besar. Banyak yang menganggap dirinya sehat karena usia masih muda, padahal gaya hidup modern memperbesar risiko. Oleh karena itu, edukasi melalui media sosial, kampus, komunitas, hingga influencer sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan.
Baca Juga :
7 Cara Jaga Jantung Menurut Dokter Meski Punya Riwayat Keluarga
Studi Kasus: Peningkatan Pasien Kanker Usus Besar Usia 20–40 Tahun
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa angka kanker usus besar pada orang berusia 20–39 tahun meningkat hingga 50% dalam 10 tahun terakhir. Fenomena serupa juga dilaporkan di Asia, termasuk Indonesia. Hal ini membuat dokter mendesak perlunya kebijakan kesehatan publik yang lebih fokus pada deteksi dini.
Kesimpulan
Gejala kanker usus besar tidak boleh diabaikan, terutama pada anak muda. Perubahan pola buang air besar, feses berdarah, nyeri perut, penurunan berat badan, serta kelelahan ekstrem merupakan sinyal yang patut dicurigai. Dengan deteksi dini dan gaya hidup sehat, risiko kanker usus besar dapat ditekan.