Faktor risiko diabetes menjadi topik penting dalam dunia kesehatan modern. Kasus diabetes di Indonesia dan dunia terus meningkat secara signifikan setiap tahun. Penyakit ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup, tetapi juga menimbulkan beban ekonomi besar bagi masyarakat dan negara.
Namun, kabar baiknya: sebagian besar faktor risiko diabetes dapat dikenali, dikendalikan, bahkan dicegah.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam berbagai faktor risiko diabetes, mulai dari aspek keturunan hingga pola hidup modern yang kian tidak sehat.
Apa Itu Faktor Risiko Diabetes?
Secara sederhana, faktor risiko diabetes adalah kondisi atau perilaku yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyakit diabetes. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama:
-
Faktor yang tidak dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.
-
Faktor yang dapat diubah, seperti pola makan, berat badan, aktivitas fisik, dan kebiasaan hidup.
Memahami kedua kategori ini penting agar setiap orang bisa melakukan langkah pencegahan yang tepat sebelum terlambat.
1. Genetik dan Keturunan: Fondasi Risiko yang Tak Bisa Diubah

Salah satu faktor risiko diabetes paling kuat adalah riwayat keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka risiko Anda meningkat secara signifikan.
Bagaimana Genetik Memengaruhi Risiko
Faktor genetik berperan penting dalam mengatur cara tubuh memproduksi dan menggunakan insulin. Orang dengan gen tertentu lebih rentan mengalami resistensi insulin — kondisi di mana tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Akibatnya, kadar gula darah menjadi tinggi dan berujung pada diabetes tipe 2.
Keturunan Bukan Takdir
Meskipun faktor genetik tidak dapat diubah, bukan berarti nasib Anda sudah ditentukan. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga diabetes masih bisa menghindari penyakit ini dengan menerapkan pola hidup sehat.
Kombinasi Gen dan Lingkungan
Genetik hanya memberikan dasar risiko, tetapi lingkungan dan kebiasaan hiduplah yang menjadi pemicunya. Jika seseorang memiliki gen pembawa risiko namun menjalani gaya hidup sehat, peluang terkena diabetes dapat ditekan secara drastis.
2. Gaya Hidup Tidak Sehat: Pemicu Utama Faktor Risiko Diabetes

Selain faktor keturunan, gaya hidup menjadi penyebab terbesar meningkatnya faktor risiko diabetes di masyarakat modern.
Pola Makan Tinggi Gula dan Lemak
Konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan tinggi lemak jenuh menjadi pemicu utama meningkatnya kadar gula darah dan berat badan. Makanan semacam ini menyebabkan lonjakan glukosa yang berulang sehingga tubuh semakin sulit mengatur kadar gula.
Obesitas dan Lemak di Area Perut
Obesitas — terutama penumpukan lemak di perut — terbukti menjadi salah satu faktor risiko diabetes paling berbahaya. Lemak visceral (lemak di sekitar organ dalam) dapat mengganggu kerja insulin dan memicu peradangan kronis di tubuh.
Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurang gerak menurunkan kemampuan tubuh memanfaatkan glukosa sebagai energi. Akibatnya, gula darah menumpuk dan risiko diabetes meningkat. Rutin berolahraga 30 menit setiap hari terbukti mampu menurunkan risiko hingga 40%.
Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol
Merokok dan alkohol dapat mengacaukan metabolisme tubuh, memperburuk sensitivitas insulin, serta mempercepat kerusakan sel pankreas. Menghentikan kebiasaan ini merupakan langkah penting dalam mengendalikan faktor risiko diabetes.
Tekanan Darah dan Kolesterol Tinggi
Hipertensi serta kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi sering kali muncul bersamaan dengan diabetes. Kedua kondisi ini saling memperburuk dan memperbesar peluang terjadinya komplikasi serius seperti penyakit jantung.
3. Faktor Risiko Diabetes yang Tidak Dapat Diubah

Ada beberapa faktor risiko diabetes yang memang tidak bisa dikendalikan, namun tetap penting untuk diketahui sebagai dasar pencegahan dini.
Usia
Risiko diabetes meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah melewati usia 40 tahun. Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi pankreas dan sensitivitas insulin.
Jenis Kelamin
Beberapa penelitian menemukan perbedaan risiko antara pria dan wanita, tergantung pola aktivitas dan hormon tubuh. Pria cenderung lebih mudah mengalami obesitas sentral, sedangkan wanita rentan pada masa menopause.
Etnisitas
Masyarakat Asia, termasuk Indonesia, memiliki kecenderungan alami untuk menyimpan lemak di area perut, yang merupakan salah satu faktor kuat dalam perkembangan diabetes tipe 2.
4. Lingkungan dan Sosial Ekonomi: Faktor yang Sering Diabaikan
Selain faktor individu, lingkungan sosial dan ekonomi juga memiliki peran besar dalam meningkatkan faktor risiko diabetes.
Urbanisasi dan Gaya Hidup Modern
Bergesernya gaya hidup dari aktivitas fisik tinggi ke gaya hidup duduk lama di kantor membuat masyarakat lebih rentan. Ditambah lagi dengan pola makan cepat saji, risiko diabetes meningkat tajam di kota-kota besar.
Akses terhadap Makanan Sehat
Di beberapa daerah, harga buah dan sayuran lebih mahal daripada makanan olahan. Akibatnya, masyarakat cenderung memilih makanan instan yang tinggi kalori dan rendah gizi.
Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan
Kurangnya pengetahuan tentang faktor risiko diabetes membuat banyak orang tidak sadar akan bahaya pola makan dan kebiasaan tidak sehat yang mereka jalani.
5. Pengaruh Setiap Faktor Risiko terhadap Perkembangan Diabetes
Tidak semua faktor memiliki bobot pengaruh yang sama. Beberapa lebih dominan daripada yang lain.
Obesitas dan Pola Makan Buruk
Dua hal ini menjadi kombinasi paling berbahaya. Lebih dari 60% kasus diabetes tipe 2 di dunia disebabkan oleh berat badan berlebih dan pola makan yang tidak seimbang.
Faktor Genetik
Meskipun kuat, faktor genetik hanya berkontribusi sekitar 20–30% terhadap total risiko. Artinya, sebagian besar masih bisa dikendalikan melalui gaya hidup sehat.
Aktivitas Fisik dan Stres
Kurangnya olahraga serta stres berkepanjangan juga termasuk faktor risiko diabetes. Hormon stres (kortisol) dapat meningkatkan kadar gula darah dan menurunkan sensitivitas insulin.
6. Keturunan vs Gaya Hidup: Mana yang Lebih Dominan?
Perdebatan klasik ini sering muncul di kalangan masyarakat dan ahli kesehatan. Sebenarnya, jawabannya adalah keduanya berperan penting dan saling berinteraksi.
Keturunan Menyediakan “Pintu Masuk”
Genetika memberikan landasan risiko, tetapi belum tentu penyakit akan muncul jika gaya hidup tetap sehat. Anda mungkin mewarisi kecenderungan, namun bukan kepastian.
Gaya Hidup sebagai “Pemicu”
Tanpa gaya hidup buruk, banyak orang dengan faktor keturunan tinggi tetap sehat hingga usia lanjut. Gaya hidup seperti pola makan seimbang dan rutin berolahraga dapat “mematikan” potensi gen pembawa diabetes.
Simbiosis yang Tak Terpisahkan
Keturunan dan gaya hidup bekerja seperti dua sisi mata uang. Memiliki gen risiko tinggi namun menjalani hidup sehat jauh lebih aman dibandingkan tidak memiliki riwayat keluarga tetapi menjalani gaya hidup buruk.
7. Proyeksi Kasus Diabetes di Indonesia
Indonesia kini termasuk negara dengan peningkatan kasus diabetes tercepat di dunia. Jika tidak ada intervensi serius, prevalensi diabetes diprediksi melonjak lebih dari dua kali lipat dalam dua dekade mendatang.
Penyebab utamanya jelas: faktor risiko diabetes seperti obesitas, konsumsi gula tinggi, dan minimnya aktivitas fisik terus meningkat di masyarakat urban.
Di sisi lain, kesadaran masyarakat terhadap pemeriksaan rutin masih rendah. Banyak penderita baru yang baru menyadari penyakitnya ketika sudah memasuki tahap komplikasi.
Strategi Efektif untuk Mengurangi Faktor Risiko Diabetes
Mengendalikan faktor risiko diabetes membutuhkan kombinasi tindakan personal dan kebijakan publik.
Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan ideal membantu mengatur keseimbangan insulin. Hindari kenaikan berat badan mendadak, terutama di area perut.
Pola Makan Seimbang
Konsumsi makanan alami seperti sayuran, buah, protein tanpa lemak, dan biji-bijian. Kurangi makanan cepat saji, minuman bergula, dan gorengan.
Olahraga Rutin
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari. Tidak perlu berat, cukup berjalan kaki, bersepeda, atau berenang secara rutin.
Hindari Merokok dan Alkohol
Menghentikan dua kebiasaan ini bisa mengurangi risiko diabetes hingga 30–40% karena tubuh menjadi lebih responsif terhadap insulin.
Kontrol Tekanan Darah dan Kolesterol
Periksa tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala agar faktor risiko dapat diidentifikasi sejak dini.
Edukasi dan Lingkungan Sehat
Pendidikan tentang pola makan dan gaya hidup sehat perlu digalakkan di sekolah, tempat kerja, hingga lingkungan keluarga.
Ilustrasi Nyata: Efek Faktor Risiko Diabetes di Kehidupan Sehari-hari
Bayangkan dua orang dengan kondisi berbeda:
Kasus 1:
Rudi (55 tahun) memiliki riwayat keluarga diabetes. Ia gemar makan gorengan dan jarang olahraga. Dalam beberapa tahun, berat badannya naik drastis dan kadar gula darahnya meningkat. Akhirnya, ia didiagnosis diabetes tipe 2.
Kasus 2:
Sari (50 tahun) juga memiliki orang tua penderita diabetes. Namun, ia rutin berjalan pagi, makan sayur, dan menghindari minuman manis. Hingga kini, ia tetap sehat meski memiliki faktor keturunan.
Dari dua contoh ini terlihat jelas bahwa gaya hidup memiliki peranan besar dalam menentukan arah risiko.
Tantangan Menghadapi Faktor Risiko Diabetes
Beberapa kendala masih menghambat upaya pengendalian diabetes di masyarakat:
-
Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya gula dan lemak berlebih.
-
Akses makanan sehat yang terbatas di daerah tertentu.
-
Pola kerja tidak aktif yang membuat tubuh kurang bergerak.
-
Budaya konsumsi makanan manis sebagai simbol kemakmuran atau perayaan.
-
Kurangnya pemeriksaan rutin karena banyak orang tidak merasa sakit hingga terlambat.
Rekomendasi untuk Pemerintah dan Masyarakat
Untuk menekan laju peningkatan faktor risiko diabetes, diperlukan langkah terintegrasi:
-
Program nasional edukasi tentang gaya hidup sehat.
-
Kebijakan pembatasan iklan dan penjualan minuman bergula.
-
Peningkatan fasilitas olahraga publik di kawasan perkotaan.
-
Subsidi buah dan sayuran lokal agar lebih terjangkau.
-
Pelatihan tenaga medis dalam deteksi dini faktor risiko.
-
Integrasi pemeriksaan gula darah ke dalam layanan kesehatan rutin.
Langkah-langkah ini terbukti efektif di berbagai negara dalam menurunkan angka kejadian diabetes baru.
Baca Juga : Hidup Sehat dan Bebas Narkoba: Pondasi Menuju Masa Depan Cerah
Kesimpulan: Kendalikan Faktor Risiko Diabetes, Selamatkan Generasi
Faktor risiko diabetes bukanlah vonis, melainkan peringatan dini agar kita lebih peduli terhadap kesehatan.
Keturunan memang tidak dapat diubah, tetapi pola makan, kebiasaan, dan gaya hidup sepenuhnya berada di tangan kita.
Mulailah dari langkah sederhana — berjalan kaki, mengurangi gula, tidur cukup, dan rutin memeriksa kesehatan.
Dengan memahami dan mengendalikan faktor risiko diabetes sejak dini, kita dapat mencegah penyakit ini berkembang lebih luas dan menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
