5 Dampak Positif Penghijauan Hutan di Lombok: Pertamina Dorong Ekologi dan Ekonomi Sekaligus

5 Dampak Positif Penghijauan Hutan di Lombok: Pertamina Dorong Ekologi dan Ekonomi Sekaligus

Penghijauan hutan di Lombok kembali menjadi sorotan berkat langkah strategis yang dilakukan PT Pertamina (Persero). Perusahaan energi milik negara ini tidak hanya menanam pohon, tetapi juga merancang program berkelanjutan yang menyasar pemulihan ekosistem dan penguatan ekonomi masyarakat sekitar. Upaya ini dilakukan melalui sinergi antara tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL), masyarakat adat, dan komunitas lokal.

Langkah yang dilakukan Pertamina menjadi contoh konkret bagaimana penghijauan dapat memberi manfaat ganda—bagi alam dan bagi manusia.


🌿 1. Memulihkan Ekosistem dan Menekan Laju Deforestasi

Program penghijauan hutan di Lombok menargetkan area yang sebelumnya mengalami degradasi akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan. Pertamina bekerja sama dengan kelompok tani hutan (KTH) untuk menanam ribuan bibit pohon lokal seperti sengon, trembesi, dan mahoni.

Langkah ini berfungsi sebagai solusi jangka panjang untuk memulihkan tutupan hutan dan mencegah bencana ekologis seperti banjir bandang dan kekeringan. Dengan vegetasi yang kembali tumbuh, tanah menjadi lebih subur dan ekosistem lokal pun terjaga.


💧 2. Menjaga Ketersediaan Air Bersih

Salah satu fungsi vital hutan adalah sebagai penyimpan air alami. Dalam program penghijauan ini, daerah tangkapan air (catchment area) menjadi salah satu prioritas utama.

Pohon-pohon yang ditanam di lereng dan perbukitan membantu menjaga cadangan air tanah dan mencegah sedimentasi. Dengan begitu, penghijauan hutan di Lombok secara langsung berkontribusi terhadap ketersediaan air bersih bagi masyarakat di sekitarnya.


🧑‍🌾 3. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Lewat Hutan Sosial

Penghijauan yang dilakukan tidak berhenti pada penanaman pohon. Pertamina juga mendorong model pengelolaan hutan sosial yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai pelaku utama.

Warga mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan komoditas ramah lingkungan seperti kopi hutan, madu hutan, dan tanaman herbal. Melalui pendekatan ini, penghijauan hutan di Lombok tidak hanya menyelamatkan alam, tetapi juga menciptakan sumber penghasilan baru yang berkelanjutan.


📚 4. Edukasi dan Literasi Lingkungan di Sekolah dan Komunitas

Program ini juga menyasar aspek pendidikan dengan menggandeng sekolah-sekolah dasar dan menengah di sekitar area hutan. Kegiatan seperti tanam pohon, lomba poster lingkungan, hingga pelatihan pemanfaatan hasil hutan dilakukan secara rutin.

Dengan keterlibatan generasi muda, penghijauan hutan di Lombok turut membangun kesadaran jangka panjang tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.


🛰️ 5. Pemanfaatan Teknologi untuk Monitoring dan Evaluasi

Pertamina menerapkan teknologi seperti drone dan sensor lingkungan untuk memantau keberhasilan program penghijauan. Data dikumpulkan untuk mengevaluasi pertumbuhan pohon, kondisi tanah, dan dampak sosial ekonomi di masyarakat.

Dengan pendekatan berbasis teknologi ini, program penghijauan hutan di Lombok tidak hanya dilakukan secara manual, tapi juga ilmiah dan terukur.


Baca juga : Mengapa Kerusakan Kawasan Puncak Harus Diwaspadai?

🔍 Mengapa Penghijauan Hutan di Lombok Begitu Krusial?

Lombok merupakan pulau yang terletak di wilayah yang rawan perubahan iklim ekstrem, kekeringan, serta abrasi pantai. Jika tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa mengganggu kehidupan ekonomi, pariwisata, dan pertanian yang menjadi tumpuan hidup banyak warga.

Melalui penghijauan, kita tidak hanya memperbaiki lanskap alam, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial-ekonomi masyarakat.


🧩 Kesimpulan: Menanam Pohon, Menanam Harapan

Upaya penghijauan hutan di Lombok oleh Pertamina merupakan bentuk komitmen nyata untuk masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya memperbaiki kerusakan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Jika langkah seperti ini terus diduplikasi di daerah lain, Indonesia bisa menjadi contoh negara yang sukses menyeimbangkan pembangunan dan pelestarian alam.


Selain manfaat langsung bagi lingkungan dan ekonomi, penghijauan hutan di Lombok juga menjadi contoh praktik baik Corporate Social Responsibility (CSR) berbasis alam. Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga evaluasi, program ini membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab kolektif terhadap keberlanjutan sumber daya alam. Inisiatif ini pun selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 (penanganan perubahan iklim) dan poin 15 (ekosistem daratan). Ke depan, keberhasilan program ini dapat menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang mengalami tekanan ekologis serupa. Dengan kolaborasi multi-pihak, transformasi hijau bukan hanya impian, melainkan kenyataan yang sedang dibangun secara bertahap.


Tonton Juga Video :Penurunan Laju Deforestasi Hutan Tropis

 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *