Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Minta Orang Tua Lebih Waspada

Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Minta Orang Tua Lebih Waspada

Polusi udara ancam kesehatan anak bukan lagi sekadar isu lingkungan, tapi telah menjadi masalah serius yang mengancam generasi masa depan Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan seluruh orang tua agar lebih waspada terhadap ancaman ini, terutama di wilayah perkotaan yang kualitas udaranya semakin memburuk.

Data dari IQAir menunjukkan bahwa beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Surabaya masuk dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara. Polusi udara, terutama yang mengandung partikel halus (PM2.5), memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang pada tumbuh kembang anak.


Mengapa Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak Lebih Parah dari Orang Dewasa?

Anak-anak menghirup lebih banyak udara per kilogram berat badan dibanding orang dewasa. Paru-paru dan sistem imun mereka juga masih berkembang, sehingga lebih mudah terganggu. Saat polusi meningkat, tubuh anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, asma, bahkan gangguan perkembangan otak.

Menurut WHO, paparan jangka panjang terhadap polusi udara sejak usia dini dapat mengganggu perkembangan kognitif dan motorik anak, serta menurunkan IQ.


Imbauan Kemenkes Soal Polusi Udara yang Ancam Kesehatan Anak

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Imran Pambudi, mengingatkan agar masyarakat memantau indeks kualitas udara (AQI) harian dan mengambil tindakan pencegahan. Bila angka AQI menunjukkan kategori merah atau ungu, anak-anak sebaiknya tidak beraktivitas di luar rumah.

“Kami minta agar para orang tua membatasi waktu bermain anak di luar rumah saat polusi tinggi. Gunakan air purifier di dalam rumah dan pastikan ventilasi tetap baik,” ujarnya, Selasa (30/7/2025).

Kemenkes juga merekomendasikan agar sekolah mempertimbangkan penyesuaian kegiatan luar ruang, seperti mengganti pelajaran olahraga dengan aktivitas indoor saat polusi memburuk.


7 Cara Lindungi Anak dari Bahaya Polusi Udara

  1. Pantau kualitas udara harian melalui aplikasi seperti IQAir atau Nafas.

  2. Gunakan masker KN95/N95 saat anak terpaksa keluar rumah.

  3. Minimalkan aktivitas luar ruangan di pagi dan sore hari, saat polusi tinggi.

  4. Pasang air purifier di kamar anak untuk menyaring partikel berbahaya.

  5. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi, terutama sayur dan buah tinggi antioksidan.

  6. Kenali gejala gangguan pernapasan seperti batuk kering, sesak napas, atau napas berbunyi (mengi).

  7. Rutin periksa ke dokter anak, terutama jika anak memiliki riwayat alergi atau asma.


Dampak Jangka Panjang: Polusi Udara Ancam Masa Depan Anak

Tak hanya menimbulkan gangguan pernapasan, polusi udara ancam kesehatan anak secara lebih luas, termasuk pada aspek perkembangan otak dan emosi. Anak yang terpapar polusi terus-menerus lebih berisiko mengalami depresi, kesulitan belajar, serta gangguan perilaku.

Sebuah studi dari Harvard bahkan menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan dengan kualitas udara buruk memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan atensi (ADHD) dan masalah tidur.


Keterlibatan Orang Tua dan Sekolah Sangat Penting

Dalam menghadapi masalah ini, kolaborasi orang tua dan pihak sekolah menjadi sangat krusial. Orang tua bisa mulai dengan membentuk kebiasaan sehat di rumah, sementara sekolah dapat memberikan edukasi terkait polusi udara dan dampaknya.

Penting juga untuk mendorong pemerintah daerah memperluas ruang terbuka hijau dan memperketat regulasi emisi kendaraan dan industri agar kualitas udara dapat diperbaiki secara berkelanjutan.


Langkah Pemerintah dalam Mengatasi Polusi Udara

Selain imbauan kepada masyarakat, pemerintah pusat dan daerah juga mulai mengambil langkah nyata dalam mengurangi polusi udara. Beberapa program seperti perluasan transportasi publik ramah lingkungan, pembatasan kendaraan bermotor di pusat kota, dan penanaman pohon di kawasan padat penduduk terus didorong.

Kemenkes juga berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperkuat sistem pemantauan kualitas udara secara real time dan memperluas jangkauan edukasi masyarakat mengenai bahaya polusi.

Dengan langkah kolektif ini, diharapkan angka polusi dapat ditekan dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dalam lingkungan yang lebih bersih dan aman.


Baca Juga : Dampak Suara Keras terhadap Pendengaran Menurut Dokter THT


Kesimpulan: Polusi Udara Adalah Ancaman Nyata bagi Anak-anak

Saat ini bukan lagi saatnya mengabaikan. Polusi udara ancam kesehatan anak dan dampaknya tidak main-main. Orang tua harus aktif mengambil tindakan preventif dan edukatif untuk menjaga buah hati dari risiko gangguan kesehatan jangka pendek maupun panjang.

Dengan upaya bersama dari keluarga, sekolah, dan pemerintah, anak-anak Indonesia bisa tumbuh lebih sehat meski tinggal di kota dengan tingkat polusi tinggi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *